APA YANG DIMAKSUD DENGAN TANTRUM? Tantrum adalah perilaku marah dan emosi yang meledak-ledak yang normal dialami anak usia 2-4 tahun. Perilaku agresif ini dapat berupa teriakan, menendang, masalah atau berguling di lantai, dan kadang menahan napas dalam waktu lama. Seiring dengan bertambahnya usia, perilaku agresif ini akan menghilang dengan sendirinya. Penelitian menyebutkan 23-85% anak usia 2-4 tahun akan mengalami tantrum. dr. Frieda Handayani, Sp.A(K)
ADA BERAPA JENIS TANTRUM YANG BISA DI ALAMI OLEH ANAK?
1. Tantrum Manipulatif
Muncul ketika keinginan anak tidak terpenuhi dengan baik. Kebanyakan tantrum manipulatif muncul akibat adanya penolakan atas keinginannya.
Cara untuk mengatasi tantrum jenis ini adalah dengan menenangkan membawanya ke tempat yang lebih tenang, bebaskan anak untuk melakukan apa yang dia mau untuk bisa meluapkan emosinya. Jika anak sudah tenang, berikan penjelasan kepada anak bahwa perilaku seperti tadi tidak bisa diterima, tentu dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anak. Beri penjelasan yang baik bagaimana seharusnya anak bersikap untuk mendapatkan yang dia inginkan. Jika dengan cara ini anak masih mengalami tantrum, cara terbaik mengurangi perilaku ini adalah dengan mengabaikannya. Ajak anak untuk melakuka n kegiatan lain yang menyenangkan. Jika masih kesulitan mengatasinya, bisa berkonsultasi langsung dengan psikolog anak.
2. Tantrum Frustasi
Jenis tantrum pada anak ini adalah episode singkat dari perilaku ekstrem, tidak menyenangkan, dan terkadang agresif sebagai respons terhadap frustrasi atau kemarahan. Terjadi karena anak belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik. Anak berusia 18 bulan rentan alami kondisi ini, akibat merasa kesulitan mengatakan dan mengekspresikan apa yang dirasakan pada orang lain. Faktor lain yang juga mempengaruhi antara lain kelelahan, kelaparan, atau gagal melakukan sesuatu. Cara untuk mengatasi tantrum frustasi adalah dengan dekati anak dan buatlah anak menjadi tenang. Lalu, bantu anak untuk menyelesaikan apa yang tidak bisa ia lakukan. Setelah anak tenang dan berhasil melakukan apa yang ia inginkan, berikan penjelasan kepada anak bahwa perilaku yang dilakukan tidak baik.
APAKAH TANTRUM BERBAHAYA BAGI ANAK?
Tantrum pada umumnya tidak berbahaya, namun perlu perhatian bila:
1. Anak tidak mampu menenangkan dirinya sendiri setelah meluapkan emosinya, sehingga mereka melebihi batas seperti berteriak dan semakin menjadi-jadi dalam meluapkan marahnya.
2. Frekuensi tantrum sering terjadi.Dikatakan anak tantrum di luar batas normal apabila dalam sehari lebih dari lima kali dengan meluapkan kekesalannya secara berlebihan seperti berteriak dan membanting barang. Orangtua sebaiknya bila anak mengalami tantrum sekitar 10 sampai 20 kali dalam satu bulan. Apabila terdapat tanda-tanda ini, kemungkinan anak berisiko mengalami masalah kejiwaan yang serius dan sebaiknya berkonsultasi dengan ahlinya.
3. Melakukan kontak fisik dengan orang lain. Bentuk tantrum yang berlebihan di luar batas normal yakni bertindak melebihi batas dengan melakukan kontak fisik pada orang lain, seperti memukul atau menendang orang terdekat.
4. Marah hingga melukai diri sendiri. Tantrum yang terjadi pada anak tak hanya berteriak atau menangis saja. Tapi jika sampai si Kecil menyakiti diri sendiri, maka ia sudah melewati batas normal.
5. Durasi mengamuk lebih lama. Biasanya durasi paling lama tantrum pada anak bisa mencapai 15 menit atau kurang dari lima kali per hari. Setelah meluapkan kekesalannya reda, suasana hati anak akan kembali normal seperti biasa. Namun apabila ia tantrum dalam durasi yang lebih dari 25. menit, orangtua sebaiknya waspada akan kemungkinan masalah perkembangan jiwa anak.
Sumber : dr. Frieda Handayani, Sp.A(K), Ig.Miyako_indonesia
Komentar
Posting Komentar